Sumber gambar, TIM MCDONALD
Timor Leste bercita-cita pariwisata bisa menjadi pendorong ekonomi baru.
Di jalanan yang menghubungkan ibukota Timor Leste, Dili ke Suai, di unsur selatan pulau, terdapat tanda salib di pinggir jalan. Salib tersebut untuk memperingati Jakarta Dua.
Penduduk Timor menuliskan selama pendudukan Indonesia, tawanan Timor diangkut ke sini. Mereka diberi tahu bakal dibawa ke Jakarta, tetapi ternyata dilempar ke jurang.
Selama seperempat abad orang Timor berusaha menuntut kemerdekaan dari Indonesia, dan ada sejumlah pengingat serius di sini mengenai kebrutalan konflik itu dulu.
Namun Timor Timur, yang kini dikenal dengan Timor Leste, kesudahannya mendapatkan kemerdekaan. Sekarang, negeri ini bercita-cita hari-hari terkelamnya bakal menjadi unsur dari masa mendatang yang lebih cerah.
“Jalur gerilya ialah tempat-tempat yang belum dieksplorasi. Jadi konsentrasi sekarang ialah menciptakan lingkungan yang diperlukan supaya jenis wisata ini bisa berkembang,” kata Perdana Mentri, Rui Maria de Araújo.
Saat ini semua turis sudah mendatangi tempat-tempat yang bertajuk perjuangan kemerdekaan.
Di Dili, ada suatu museum perlawanan. Sebagian turis mendatangi kuburan Santa Cruz, lokasi ratusan siswa mati ditembak pasukan Indonesia tahun 1991.
Di Balibo, terdapat tugu peringatan kecil guna lima jurmalis Australia yang tewas ketika invasi Indonesia pada tahun 1975.
Timor Leste bukan negara kesatu di Asia Tenggara yang menggerakkan industri pariwisatanya dari masa lalunya yang kelam. Kamboja dan Vietnam pun melakukannya.
Sumber gambar, ALAMY
Setiap tahun Timor Leste merayakan karnaval yang meriah.
Namun Timor Leste perlu 24 tahun guna meraih kemerdekaan, dan adalah sebuah kemenangan yang meresap ke identitas nasional.
“Negara muda ini masih menggali kisahnya dan penting andai kisah ini masih terus berubah dan berkembang laksana bangsa yang masih berkembang dan tumbuh.” Kata Susan Marx, perwakilan Asia Foundation di Timor Leste.
“Jadi untuk kini saya pikir memanfaatkan sejarah perjuangan kebebasan yang paling berani di Timor Leste urgen untuk digandeng dengan pemandangan pedesaan yang paling indah. Kita lihat bagaimana nantinya,” dia berkata.
Banyak dewan pariwisata negara-negara Asia Tenggara yang sadar andai keunikan kebiasaan dapat menjadi pesona besar.
Timor Leste tidak biasa di kawasannya. Bekas koloni Portugal yang beragama Katolk. Namun tradisi pribumi bangsa ini pun sangat kuat. Hal tersebut menghasilkan difusi yang berwarna.
Setiap tahun, Timor mempunyai perayaaan bergata karnaval. Dan sejumlah bulan kemudian, ada pun parade dan perayaan apung yang dinamakan Caravana.
Tak satupun memang yang sebesar ataupun seseksi karnival di Brazil. Namun dua-duanya besar, ramai, dan berwarna.
Para berpengalaman juga menyaksikan ada potensi di sini.
Sumber gambar, TIM MCDONALD
Penduduk pribumi Timor Leste mewarnai badan mereka guna karnaval.
Namun tntangan terbesar dalam menghasilan duit dari sejarah atau kebiasaan Timor ialah membangun infrastruktur dari nol. Bahkan wisata lokal tidak jarang dikunjungi masih tak layak.
Pulau Atauro berjarak selama satu separuh jam perjalanan dengan kapal dari pusat kota Dili.
Ada pantai dengan pemandangan gunung yang estetis di belakangnya. Air laut membungkus perahu cadik disepanjang garis pantai. Lautnya bening dan karang terdekat bisa dengan mudah dijangkau hanya dengan berenang dari pantai.
Pantainya sebagus pantai beda di Bali atau Phuket. Dan hampir kosong. Itulah pesona untuk beberapa pengunjung, tetapi orang-orang yang mejalankan usaha di sini tidak begitu senang.
Mereka menuliskan kurangnya kemudahan membuat suasana makin sulit.
Sumber gambar, TIM MCDONALD
Wisata sejarah ialah salah satu pesona Timor Leste.
“Kami melulu mempunyai listrik sekitar 12 jam. Atau bahkan melulu enam jam. Terkadang tak terdapat sama sekali sekitar berbulan-bulan,” kata Lina Hinton dari area wisata lingkungan mempunyai nama Barry’s Place.
Barry’s Place mempunyai 28 pegawai dan Lina berbicara mereka perlu lebih tidak sedikit pengunjung. Saat ini, banyak sekali tamu ialah orang-orang yang bekerja di Dili guna PBB atau organisasi-organisasi non pemerintahan.
Alasannya antara lain ialah Timor Leste relatif susah dan mahal guna dicapai. Hanya terdapat tiga penerbangan dalam seminggu dari Singapura, tiga kali sehari dari Bali dan delapan kali seminggu dari Darwin.
Untuk mencapainya pun sangat sulit.
Misalnya, perjalanan 150km dari Dili ke pesisir selatan memerlukan sekitar tujuh jam dengan (harus menggunakan) mobil empat gardan.
Dan tak tidak jarang kali berjalan mulus. Di lokasi ini, perjalanan dapat dibatalkan hanya sejumlah saat sebelumnya sebab operator perjalanan tidak dapat menemukan mobil atau karyawan hoterl tidak dapat mengopreasikan mesin kartu kredit dan meminta kita ke ATM di gedung sebelah yang jua tidak jalan. Dan saya merasakan kedua masalah itu.
Untuk sejumlah orang, masalah seperti tersebut tetap bernilai demi empiris unik. Namun duit wisatawan ingin digunakan guna kenyamanan.
Saat ini, industri pariwisata ialah sektor ekonomi ketiga terbesar di Timor Leste sesudah sumber daya alam dan pertanian.
Gas bumi dan minyak serta urusan yang berhubungan dari sektor ini meluangkan 90% penerimaan pemerintah.
Namun penerimaan diduga akan turun dengan tajam dalam sejumlah tahun ke depan, dampak proyek-proyek minyak dan gas ketika ini telah mulai kering.
Meski sektor minyak dan gas menguasai ekonomi, industri ini tidak menyerap tidak sedikit lapangan pekerjaan. Sebagian besar proyek sedang di lepas pantai dan pemerintah melulu mendapatkan royalti.
Pariwisata, sebaliknya, mempunyai potensi untuk membuat lebih tidak sedikit pekerjaan di Timor Leste.
Sumber gambar, TIM MCDONALD
Penduduk Timor Leste mustahil terus bergantung pada sektor minyak dan gas.
“Saya kira andai Anda melihat bisa jadi dan potensi guna memperkerjakan orang Timor di suatu industri dengan kesempatan untuk mereka untuk menambah ketrampilan yang jauh lebih barangkali dibanding menjadi seorang insinyur minyak dan gas, saya pikir akibat investasi di industri pariwisata akan paling besar,” kata Susan Marx.
Saat ini, walau demikian, menurut keterangan dari Perdana Menteri Rui Maria de Araújo, Timor Leste tidak tertarik guna menjadi Bali yang berikut.
“Fokusnya ialah wisata komunitas. Kami tidak hendak pendekatan industrialisasi atas pariwisata di negeri ini,” dia berkata.
Mungkin tidak tampak ambisius, tetapi dapat menjadi target yang lebih realistis.
Bali dan Phuket ketika ini mempunyai industri pariwisata miliaran dolar, tetapi mereka mesti memulainya dari nol.
10 Gambar Pengertian Pariwisata Menurut Para Ahli – Pengertian Pariwisata Menurut Para Ahli
